Cerita fiksi Bukit Kaba

 






Pada suatu hari, hiduplah seorang anak perempuan bernama Novian Putri atau bisa dipanggil Novi. Dia berasal dari Desa Batu Dewa di Curup. Novi mempunya hobi fotografi, karena dia suka mengumpulkan foto-foto sebagai memori dia. Dia mempunyai teman bernama Raden, Raden sangat suka mendaki gunung.


Pada suatu hari, Raden mengajak Novi untuk mendaki gunung. Novi awalnya menolak, tetapi karena teman-temannya juga ikut, jadi Novi ingin ikut juga. Ini adalah pengalaman Novi pertama kali mendaki gunung dan juga nanti dia ingin memotret gunung yang sangat indah. Novi tidak tahu nama gunungnya. Akan tetapi, dan yang ia tahu  ada satu gunung yang ia tidak boleh pergi, yaitu “Bukit Kaba”.  Novi tidak boleh pergi ke Bukit Kaba karena ada satu mitos beredar, yakni bagi masyarakat asli yang lahir di Desa Curup dan belum menikah, dilarang untuk berkunjung atau mendaki ke Bukit Kaba. Jika melanggar, maka khawatirnya orang itu akan hilang diculik makhluk tak kasat mata, seperti Malim Bagus. Malim Bagus diceritakan adalah seseorang yang di culik oleh jin wanita atau Bidadari.



Hari mereka mendaki gunung pun tiba. “Semua sudah siap?” Teriak Raka.

 “Sudahh!!!” Semua menjawab. 


Mereka pun mendaki gunung itu. 


“Den, istirahat dulu yuk, capek aku.” Kata Novi. 

“Iya- ya. Capek juga aku.” Kata Putri setuju.  

“Okelah. Yok, istirahat.” Jawab Raden. 


Mereka pun istirahat di pos ke-2.


Di siang hari Novi ingin ke toilet. “Put, aku izin ke toilet dulu ya.” Izin Novi ke Putri. “Gak mau di temenin?” Tanya Putri. “Gak usah. Emang aku anak kecil perlu ditemani!” Jawab Novi sambil tertawa. “Yasudah. Sana pergi” jawab Putri. 


Beberapa saat kemudian.


“Novi di mana sih?” Tanya Raka. 

“Ohh si Nov lagi ke toilet.” Putri menjawab. 

“Tapi kok lama banget sihh..” Tanya Raden ke Putri. 

“Mungkin lagi buang air besar.” Ucap Putri setelah dipikir-pikir.. 


2 Jam kemudian.


“KOK NOVI BELUM ADA SIH PUT?! COBA KAMU CEK. SUDAH MAU SORE INI!”  Perintah Raka dengan marah karena Novi lama kembali dari toilet. Putri pun mencari Novi. 


Beberapa saat kemudian.


“RAKAA! RADENN! , NOVI HILANG!” teriak Putri. 

“HAHHH? KOK BISA?” Teriak Raka. “AYOKK CEPAT KITA HARUS CARI NOVIII SECEPATNYA.” Teriak Raden. 


Mereka Pun mencari Novi.


Setelah berjam-jam mencari, Novi belum di temukan oleh teman-temannya. Teman-teman Novi sangat cemas karena Novi belum ditemukan. Mereka hendak ingin melapor ke polisi tetapi masalahnya mereka sudah mau mencapai puncak dan Raka mau melanjutkan perjalanannya tanpa Novi. 


“Sudah lahhh. Paling si Novi di toilet lain.” kata Raka. 

“Gakk. Toilet di pos ini cuma ada satu dan Novi tidak ada disana.” Kata putri. 

“Aishh.. Males banget ngajak Novi. Nyusahin banget sihh.” Raka yang kesal dengan Novi.


“OH IYA! NAMA GUNUNG INI APA?!” Teriak Putri. 

“Bukit Kaba, emang kenapa?” Jawab Raka yang tau nama gunung ini. 

“HAHHH?!Kamu gak tau kalau Novi gak boleh ke Bukit Kaba?!” kata Putri. 

“Oh, memang kenapa?” Tanya Raden. 

“Novi itu orang asli dari Desa Curup, lebih tepatnya Desa Batu Dewa. Konon katanya, orang asli dari Desa Batu Dewa itu tidak boleh mendaki atau pergi ke Bukit Kaba karena nanti akan diculik oleh seorang bidadari. 

“Beneran, Put?” kata Raden. 

“IYAAA” jawab Putri. 

“Kalian semua masih percaya mitos-mitos? Itu kan MITOSS LOHH. Tidak mungkin bisa terjadi juga, kann?” ujar Raka yang tidak percaya perkataan Putri. 


Perasaan Putri sangat bercampur aduk karena Novi adalah tanggung jawab dia Saat Novi ingin mendaki, Putri-lah yang meminta izin dengan orang tuanya. Putri sangat takut kalau Novi tidak ditemukan di gunung ini.


Hari sudah berganti malam dan mereka masih  mencari Novi.


“NOVI! NOVI! KAMU DI MANA???” teriak Putri sambil nangiss. 

“Duhh kok Novi belum ketemu-ketemu yaa..” kata Raden. 

“OHH IYA RAKA MANA?” tanya Putri. 

“Lahh! Iya juga. Raka mana?” kata Putri. “Jangan-jangan Raka juga hilang dan juga..” 

“SABARR… RAKA JUGA BERASAL DARI DESANYA PUTRI KAN MEREKA SATU DESA!!” Putri yang belum sempat berbicara dan dipotong dengan Raden. 

“LAHH! Tapii kenapa dia tidak peduli dengan mitos itu” kata Putri. 

“T-tidak m-mereka HILANG!” Kata Raden. Sebaiknya kita turun dan kita telpon polisi”


Seketika mereka sampai di bawah dan mereka langsung teriak “TOLONG!! ADA 2 TEMAN KAMI HILANG, TOLONG SECEPATNYA TELPON POLISI!!” teriak Raden. Semua orang bergegas menelpon polisi dan Putri menghubungi orang tua Novi dan Raden.


Polisi pun telah sampai di tempat. 


“Kapan mereka hilang?” tanya pak polisi.

“Kalau Novi dia hilang sejak tadi siang dan Raden dia hilang sejak malam ini” jawab Raden.


Tiba-tiba orang tua Novi dan Raden pun telah sampai. 

“Anak ku! Tolong carikan anakku!” ibu Novi yang menangis.

“Sudah aku bilang, jaga lah Novi! Mengapa kalian tidak memberitahuku tentang gunung ini!” ayah Novi yang sedang menuntut jawaban dari Putri.

“Dia adalah anak perempuanku satu-satunya, dia anak kesayangan ku..” ibu Novi yang berteriak sambil menangis.

“M-maafkan kami, bu.. Kami tidak tahu bahwa gunung ini adalah Bukit Kaba..” Putri yang meminta maaf kepada ibu Novi sambil menangis.


“NOVII MAAFKAN AKU! ” si Putri yang mimpi kalau Novi hilang 

“PUT,PUT, BANGUNN” Novi membangunkan Putri. 

“HAH..” Putri yang terbangun. 

“NOVII KAMU GAK HILANG..” Putri langsung memeluk Novi. 

“Hahh? Aku? Hilang?” tanya Novi yang kebingungan. 

“Kamu mimpi ya?” tanya Raka. 

“Gak tau tuh si Putri” kata Raden. 


“Lahh berarti aku tadi cuma mimpi. Tapi kok terasa nyata, ya? Tapi sudah lahh. Kan si Novi gak hilang” Putri yang bergumam dalam hati.

“Nov..Rak..Den.. keknya kita harus turun dari gunung ini dehh” kata Putri. 

“Lahhh kenapa? Kita sudah mau sampai di puncak lohh” Novi yang kesal dengan Putri. 

“Kamu gak tau kalau ini Bukit Kaba. Kamu lupa mitos itu? Bukannya kamu dan Raka asli orang Desa Batu Dewa?” Putri yang menasehati. 

“Yak elahh… Kamu masih percaya sama mitos-mitos itu, Put? Itu kan cuma mitos” Raka meremehkan perkataan Putri. 

“Udah lahh kita lanjut sja. Gak apa kok. Kan kita selalu bersama” kata Novi. 

“Yaudah lahh, terserah kalian. Aku sudah menasehati kalian” kata Putri.


Siang hari mereka ingin melanjutkan mendaki. Beberapa saat kemudian Novi ingin pergi ke toilet.


“Put, aku pergi ke toilet dulu, ya.” Novi berkata. 

“Aku temenin ya, biar kamu gak hilang.” Kata Putri yang takut Novi hilang.  

“Gak usah lahh, aku bisa sendiri.” Jawab Novi.


Beberapa saat kemudian.


“Novi mana sih?” Tanya Raka. “ Ohh si Novi lagi ke toilet.” Putri menjawab. 

“Tapi kok lama banget sihh.” Raden tanya ke Putri. “Mungkin lagi buang air besar” Putri berpikir. 


30 menit kemudian.


“Kok gak muncul-muncul si Novi!” Tanya Raka. 

“Gak tau tuh. Put, coba kamu cek tidur atau ke toilet si Novi itu lama banget.” Kata Raden. Putri pun mengecek si Novi yang ada di kamar mandi. 

“Nov.. Kamu lama banget sihh!” Putri mengetok pintu toilet untuk mencari Novi. Putri kaget karena semua toilet kosong dan dia panik karena takut mimpinya beneran terjadi. 


“SEMUAA NOVI HILANGG!” Teriak Putri. “HAH??” Raden dan Raka kaget dan kebingungan. 

Mereka bergegas mencari Novi. 

“NOVI! NOVI! KAMU DIMANA?” Teriak Putri.

“SUDAH KU BILANG LEBIH BAIK TURUN DARI GUNUNG INI, JADINYA PUTRI HILANG KAN!!” Putri yang marah dengan mereka berdua. 


Malam pun tiba dan Novi belum ditemukan.


“Duh.. mau cari dimana lagi ya…” Kata Putri yang mulai lelah mencari Novi.


Malam hari mereka sedang istirahat.

“Raka, tolong ambilkan aku minum.” Putri meminta tolong dengan Raka.

“RAKA!” Teriak Putri. “Den, Raka mana sih.” Tanya Putri. 

“Gak tauu tuhh lagi ke toilet mungkin” Kata Raden. 

“Gak mungkin gak sih. Kan kalau malam si Raka pasti minta temenin ke toilet sama kamu..” Kata Putri. 

“Udah lahh nanti juga muncul tu orang.” Ujar Raden yang biasa saja dengan hal itu.


Hari sudah menunjukan pukul jam 8 malam dan Raka tidak kembali-kembali.


“Raka mana sihh! Jangan-jangan dia hilang juga lagi? Aku takut mereka berdua hilang.” Putri merasa cemas. 

“Yaudah. Ayo cari Raka!” Raden mengajak Putri untuk mencari Raka dan Novi.


“RAKAA! NOVI!” Teriak Raden dan Putri.

“RAKAAAAA!!! NOVIII! KALIAN DIMANA?” Teriak Raden dengan sangat kencang. 

“Raden, mending kita turun dehh udah malam nih takut aku” Putri yang cemas, takut,  dan perasaan yang campur aduk.


Mereka pun turun dari gunung dan langsung menelpon polisi.


“TOLONGG! TEMAN KAMI 2 ORANG HILANG!” Teriak Raden.

Semua orang langsung menelpon polisi dan Putri menelpon orang tua Raka dan Novi.


Orang tua Raka dan Novi pun telah sampai


“Novi, Anak ku di mana ?” Tanya ibu Novi sambil menangis.

“Kapan mereka berdua hilang nak?” Tanya pak polisi.

“Novi hilang pada siang hari dan untuk Raka 4 jam yang lalu.” Jawab Raden.

“Waduh.. Sudah lumayan lama hilang nya.” Kata pak polisi.

“Iya pak. Tolong bantu cari teman kami ya pak.” Raden memohon kepada para polisi sambil menangis.


“Bu.. maafkan kami berdua ya, bu. Kami yang telah membuat mereka menghilang.” Ucap Putri. Orang tua mereka hanya mendiamkan Putri.


Tak terasa ini sudah 1 minggu, Novi dan Raka belum ditemukan. Orang tua mereka sangat sedih sekali. Hal yang sangat disayangkan, Putri mengakhiri hidupnya karena dia sangat merasa bersalah sampai depresi. Raden memiliki trauma yang besar yaitu mendaki gunung.


Setelah terjadi hal itu banyak orang yang percaya kalau Novi dan Raka itu diculik dengan sosok bidadari, ada juga yang tak percaya dan hanya berpikir Novi dan Raka hanya hilang dibunuh hewan buas atau terjatuh dari suatu tempat.


Beberapa tahun kemudian.


“Raka.., Putri…, Novi… kalian gimana? Baik? Sedih? Atau gimana? Kalau aku.. aku sudah tidak pernah naik gunung lagi dan sekarang aku sudah menjadi penulis Novel. Nama kalian abadi di novel ku.. semoga kalian disana bisa mendengar aku, ya.” Ucap Raden yang sedang di tempat terakhir mereka berempat kumpul.


TAMAT!






Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku

Puisi Lama